Judul : City of Ashes (The Mortal Instrument #2)
Pengarang : Cassandra Clare
Harga : 99.900
Pengarang : Cassandra Clare
Harga : 99.900
Clary melanjutkan kehidupannya sebagai manusia biasa. Paling tidak, itu yang berusaha ia lakukan. Ibunya terbaring tidur dan tidak bangun-bangun juga. Jace, orang yang dicintainya ternyata adalah kakak kandungnya. Clary ingin menyingkirkan hal-hal mengenai Shadow Hunter dan iblis-iblis lainnya, namun darah yang mengalir dalam diri Clary selalu menyambutnya ke dunia Shadow Hunter. Dia tidak bisa lepas, juga dari Jace. Dan itu manyakiti hati Simon yang baru memulai hubungan dengan Clary.
Sementara itu Valentine kembali meluncurkan rencana lainnya. Setelah mendapatkan Piala Mortal, kini ia kembali mengambil Pedang Mortal untuk memperbesar kekuatannya. Mau tidak mau perang antara iblis Valentine dan Shadow Hunter pun terjadi.
==========================================
G sedikit kecewa dengan buku ini. Sedikit doang kok, haha. Mungkin karena g terlalu excited dengan buku pertamanya, g uda suka dengan kejutan-kejutan, serta intrik-intrik yang menarik di City of Bones. Mungkin saat segalanya belum diketahui, saat itulah kisah jadi menarik xD
City of Ashes sepertinya lumayan menitikberatkan di romancenya. Diawali dengan kegalauan Jace dan Clary. Iya, g ngerti sih kegalauan mereka, kalau jadi salah satu dari mereka g pasti nerima ajakan klo temen g ajak karaoke, lalu g nyanyiin 'tiada dendam tiada duka~' nya Paramitha Rusady, lagu move on yang terdengar galau itu. Hubungan Simon dan Clary juga lebih diperdalam, Simon selalu bersedia ngedampingin Clary :) Dan dan dan dan dan yang penting, kisah romance Alec Magnus mulai diceritakan, pemirsa! Lucu deh kalo Magnus cemburu klo Alec deket-deket Jace, atau saat Alec tsun2 tidak mengakui hubungan mereka 8///D
Secara overall City of Ashes masih worth it dibaca klo kita emang uda suka sama City of Bones. Banyak yang lebih suka Ashes, tapi klo menurut pribadi g, g pasti lebih suka City of Bones abisnya g suka banyak hal di buku itu, kaya kisah masa lalu Luke, pencarian Piala Mortal, endingnya, berkesan gitu. Tapi g tetep terjaga setiap malam baca City of Ashes sampe lampu kamar dimatiin.. Abis g demen sama Jace yang suka komat-kamit asal-asalan..sama Luke juga..sama Malec.. 8//D
Sementara itu Valentine kembali meluncurkan rencana lainnya. Setelah mendapatkan Piala Mortal, kini ia kembali mengambil Pedang Mortal untuk memperbesar kekuatannya. Mau tidak mau perang antara iblis Valentine dan Shadow Hunter pun terjadi.
==========================================
G sedikit kecewa dengan buku ini. Sedikit doang kok, haha. Mungkin karena g terlalu excited dengan buku pertamanya, g uda suka dengan kejutan-kejutan, serta intrik-intrik yang menarik di City of Bones. Mungkin saat segalanya belum diketahui, saat itulah kisah jadi menarik xD
City of Ashes sepertinya lumayan menitikberatkan di romancenya. Diawali dengan kegalauan Jace dan Clary. Iya, g ngerti sih kegalauan mereka, kalau jadi salah satu dari mereka g pasti nerima ajakan klo temen g ajak karaoke, lalu g nyanyiin 'tiada dendam tiada duka~' nya Paramitha Rusady, lagu move on yang terdengar galau itu. Hubungan Simon dan Clary juga lebih diperdalam, Simon selalu bersedia ngedampingin Clary :) Dan dan dan dan dan yang penting, kisah romance Alec Magnus mulai diceritakan, pemirsa! Lucu deh kalo Magnus cemburu klo Alec deket-deket Jace, atau saat Alec tsun2 tidak mengakui hubungan mereka 8///D
Secara overall City of Ashes masih worth it dibaca klo kita emang uda suka sama City of Bones. Banyak yang lebih suka Ashes, tapi klo menurut pribadi g, g pasti lebih suka City of Bones abisnya g suka banyak hal di buku itu, kaya kisah masa lalu Luke, pencarian Piala Mortal, endingnya, berkesan gitu. Tapi g tetep terjaga setiap malam baca City of Ashes sampe lampu kamar dimatiin.. Abis g demen sama Jace yang suka komat-kamit asal-asalan..sama Luke juga..sama Malec.. 8//D